JAKARTA - Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan akibat konsumsi gula berlebihan, banyak orang mulai mencari alternatif pemanis yang lebih sehat.
Salah satu opsi yang populer adalah stevia, pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana, asli dari Amerika Selatan. Tidak hanya praktis, stevia juga menawarkan rasa manis yang jauh lebih kuat dibanding gula pasir.
Menurut WebMD, stevia bisa 200 hingga 400 kali lebih manis dibanding gula biasa. Produk stevia kini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari bubuk, cairan, hingga tablet, sehingga memudahkan penggunaan sehari-hari. Meski begitu, banyak orang masih bertanya-tanya: apakah stevia benar-benar lebih sehat dan aman dibanding gula pasir?
Keunggulan Stevia dibanding Gula Pasir
Salah satu keunggulan stevia adalah kandungan kalorinya yang hampir nol dan minim karbohidrat. Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang menjalani diet rendah kalori atau rendah karbohidrat. Selain itu, penderita diabetes juga dapat mengonsumsi stevia tanpa khawatir lonjakan gula darah.
Mengutip Healthline, mengganti gula dengan stevia dapat menurunkan indeks glikemik makanan. Sebagai perbandingan, gula pasir memiliki indeks glikemik sekitar 65 yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Stevia, dengan indeks glikemik 0, tidak menyebabkan lonjakan gula darah, sehingga lebih aman bagi penderita diabetes maupun mereka yang ingin menjaga kestabilan energi sepanjang hari.
Pengganti Gula yang Lebih Alami
Ahli gizi Natalie Crtalic menyebut stevia sebagai alternatif yang lebih alami dibanding pemanis rendah kalori sintetis seperti aspartam. "Menurut saya, menggunakan stevia lebih alami dibandingkan dengan pemanis rendah kalori yang diproses secara kimia, seperti aspartam," ujarnya, dikutip dari Cleveland Clinic.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah aftertaste atau rasa pahit yang terkadang muncul setelah mengonsumsi stevia. Selain itu, tidak semua produk stevia di pasaran 100 persen murni. Beberapa mengandung campuran pemanis kimia lain atau bahkan gula tambahan, meskipun tetap mempertahankan rasa manis khas stevia.
Apakah Stevia Aman Dikonsumsi?
Secara umum, stevia murni aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan risiko kesehatan jika digunakan secara moderat. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menetapkan batas konsumsi harian yang dapat diterima. Jumlah maksimal yang disarankan adalah sekitar 27 paket stevia per hari, di mana satu paket setara dengan dua sendok teh gula pasir. Mengingat tingkat kemanisannya yang 200–400 kali lipat lebih tinggi, batas ini tergolong cukup banyak.
Meski stevia murni aman, beberapa produk di pasaran mengandung bahan tambahan yang bisa menimbulkan efek samping jika dikonsumsi berlebihan. Contohnya, stevia yang dicampur maltodekstrin atau dekstrosa tetap dapat meningkatkan kadar gula darah, yang berisiko bagi penderita diabetes. Produk yang mengandung erythritol atau alkohol gula tertentu bisa memicu gangguan jantung, sedangkan tambahan xylitol kadang menyebabkan diare atau perut kembung.
Oleh karena itu, penting untuk membaca label kemasan dengan cermat sebelum membeli produk stevia. Crtalic juga menekankan pentingnya konsumsi dalam batas wajar. "Anda tidak ingin mengonsumsi sesuatu secara berlebihan, bahkan jika bahan itu secara umum dianggap aman," ujarnya.
Stevia vs Gula Pasir
Mengganti gula pasir dengan stevia bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga kesehatan, menurunkan risiko diabetes, dan membantu mengontrol kalori harian. Stevia murni aman dikonsumsi selama digunakan dalam jumlah moderat, dan dapat menjadi pengganti gula yang lebih sehat dibanding gula pasir.
Dengan memahami karakteristik, manfaat, dan batas konsumsi, stevia bisa menjadi solusi praktis dan aman untuk tetap menikmati rasa manis tanpa membahayakan kesehatan.