Cara Menemukan Kebahagiaan di Tempat Kerja Menurut Ahli

Rabu, 15 Oktober 2025 | 09:53:08 WIB
Cara Menemukan Kebahagiaan di Tempat Kerja Menurut Ahli

JAKARTA - Kebahagiaan di tempat kerja sering kali terdengar seperti hal yang sulit dicapai, apalagi di tengah tekanan target, budaya kerja yang cepat, dan ekspektasi tinggi dari atasan.

Namun, menurut pakar karier sekaligus CEO Vanderbloemen Search Group, William Vanderbloemen, kunci kebahagiaan di kantor bukanlah sesuatu yang mustahil. Ia menegaskan bahwa siapa pun bisa merasa puas dengan pekerjaannya asalkan memiliki enam hal penting yang saling berkaitan.

Vanderbloemen berbicara dari pengalaman panjangnya selama bertahun-tahun mewawancarai lebih dari 30.000 kandidat profesional dan mensurvei 7.000 orang pekerja untuk bukunya Work How You Are Wired: 12 Data-Driven Steps to Finding a Job You Love. Dari hasil pengamatan tersebut, ia menemukan pola yang konsisten antara karyawan yang merasa bahagia dengan mereka yang tidak puas.

Hubungan yang Sehat dengan Atasan Membentuk Lingkungan Nyaman

Salah satu fondasi kebahagiaan terbesar di tempat kerja ternyata berasal dari hubungan antara karyawan dan atasannya. Vanderbloemen menjelaskan, pemimpin yang baik bukan hanya menuntut hasil, tetapi juga memahami karakter dan cara kerja tiap anggota timnya.

“Bos yang baik tahu cara berkomunikasi dan mendukung tim sesuai kepribadian masing-masing,” ujarnya. Ia juga menambahkan, keterbukaan dua arah sangat penting agar hubungan profesional bisa tumbuh dengan sehat.

Karyawan sebaiknya tidak ragu untuk mengutarakan gaya kerja, kebutuhan, atau arah karier mereka. Dengan begitu, atasan bisa membantu menyesuaikan dukungan yang diperlukan. Namun, jika komunikasi tidak berjalan dan suasana kerja terasa toksik, itu bisa jadi tanda bahwa seseorang perlu mencari lingkungan baru yang lebih sehat dan suportif.

Keseimbangan Hidup dan Kerja sebagai Sumber Ketenangan

Selain hubungan dengan atasan, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadi faktor utama yang menentukan kebahagiaan seseorang. Vanderbloemen menegaskan bahwa setiap orang memiliki cara berbeda dalam memaknai keseimbangan. Ada yang tetap merasa nyaman memantau email kantor di sela waktu pribadi, sementara yang lain lebih memilih memisahkan urusan kerja sepenuhnya setelah jam kantor.

Menurutnya, tidak ada cara yang benar atau salah. Yang terpenting, perusahaan perlu menghormati preferensi karyawannya. Bila perusahaan mampu memberi ruang bagi karyawan untuk mengatur waktu dan prioritasnya sendiri, maka kepuasan dan produktivitas akan meningkat secara alami.

Karyawan yang punya kendali atas waktunya cenderung lebih bahagia dan termotivasi. Mereka dapat menyeimbangkan tuntutan profesional dengan kebutuhan pribadi tanpa merasa bersalah atau terbebani.

Pentingnya Penghasilan Layak dan Rasa Otonomi dalam Bekerja

Tak bisa dimungkiri, aspek finansial tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan kerja. Vanderbloemen menilai, sesulit apa pun seseorang mencintai pekerjaannya, sulit untuk benar-benar bahagia jika penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan dasar.

“Upah yang adil adalah kebutuhan dasar,” tegasnya. Ia bahkan menyarankan agar karyawan tidak takut meminta kenaikan gaji bila merasa kontribusinya belum dihargai dengan setimpal. Menurutnya, mengganti karyawan yang pergi karena gaji tidak memadai justru lebih mahal bagi perusahaan dibandingkan menaikkan upah pekerja berpengalaman.

Selain penghasilan, otonomi dan fleksibilitas juga menjadi kunci penting kebahagiaan kerja. Pandemi telah membuktikan bahwa karyawan bisa tetap produktif meski bekerja dari rumah. Saat perusahaan memberikan kepercayaan untuk mengatur cara dan waktu bekerja sendiri, tingkat loyalitas dan motivasi meningkat signifikan.

Sebaliknya, lingkungan kerja yang terlalu mengontrol setiap detail (micromanagement) cenderung membuat karyawan cepat lelah dan kehilangan semangat. Karena itu, pekerja disarankan untuk mencari tempat kerja yang menghargai kemandirian dan tanggung jawab pribadi.

Pertumbuhan dan Makna dalam Pekerjaan Menjadi Kunci Kepuasan

Kebahagiaan di tempat kerja juga bergantung pada rasa memiliki masa depan dan makna dalam pekerjaan. Menurut Vanderbloemen, orang yang merasa pekerjaannya membawa nilai positif bagi dirinya maupun tim akan lebih bersemangat dan jarang merasa jenuh.

Ia menyarankan agar karyawan aktif mencari peluang untuk bertumbuh dan mengembangkan diri, baik melalui pelatihan, sertifikasi, maupun program pembelajaran yang disediakan perusahaan. Ketika seseorang merasa dirinya terus berkembang, kepercayaan diri dan rasa puas terhadap karier akan meningkat.

Selain itu, memiliki pekerjaan yang bermakna juga menjadi faktor terpenting dari kebahagiaan di dunia kerja. Namun, makna di sini tidak selalu berarti pekerjaan yang bersifat sosial atau menolong orang lain.

“Selama kamu tahu kontribusi peranmu terhadap keberhasilan tim atau perusahaan, itu sudah cukup memberi makna,” kata Vanderbloemen. Bila makna itu belum ditemukan di tempat kerja, seseorang bisa mencarinya di luar, seperti dengan kegiatan sukarela atau membantu sesama.

Menemukan Keseimbangan untuk Bahagia di Dunia Kerja

Pada akhirnya, kebahagiaan dalam bekerja bukanlah hasil dari pekerjaan “sempurna” atau kantor dengan fasilitas terbaik. Vanderbloemen menekankan bahwa kebahagiaan sejati datang dari keseimbangan antara hubungan yang sehat, penghasilan yang layak, rasa makna, dan peluang untuk berkembang.

Setiap orang memiliki versi bahagianya sendiri, dan mengenali kebutuhan pribadi adalah langkah pertama untuk mencapainya. “Setiap orang pantas bahagia di tempat kerja,” tutup Vanderbloemen dengan tegas.

Jadi, jika kamu mulai merasa jenuh atau tidak puas dengan pekerjaan sekarang, mungkin saatnya meninjau kembali enam hal yang disampaikan oleh Vanderbloemen. Bisa jadi, kuncinya bukan pada posisi atau gaji baru, melainkan pada cara menemukan makna dan keseimbangan dalam pekerjaan yang dijalani.

Terkini