The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga di Tengah Pelemahan Tenaga Kerja

Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:23:34 WIB
The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga di Tengah Pelemahan Tenaga Kerja

JAKARTA - Di tengah melambatnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS), bank sentral negeri itu, Federal Reserve (The Fed), memberi sinyal kuat akan kembali memangkas suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) akhir Oktober ini.C

Pernyataan dari Gubernur The Fed Christopher Waller menegaskan bahwa arah kebijakan moneter AS kini semakin condong ke pelonggaran, sejalan dengan melemahnya indikator ketenagakerjaan dan tekanan inflasi yang mulai terkendali.

Langkah ini menjadi sorotan global karena akan memengaruhi arah pergerakan pasar keuangan dunia. Investor kini menantikan kejelasan kebijakan suku bunga selanjutnya yang berpotensi menggeser strategi investasi dan stabilitas ekonomi global.

Sinyal Kuat Pemangkasan dari Christopher Waller

Dalam pidatonya di Council on Foreign Relations, Waller menyatakan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir bulan Oktober.
“Berdasarkan seluruh data pasar tenaga kerja yang kami miliki, saya percaya FOMC seharusnya memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin lagi pada akhir Oktober,” ujarnya.

Waller menegaskan bahwa keputusan lanjutan akan tetap bergantung pada data ekonomi ke depan. Ia melihat adanya pergeseran dinamika di pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan pelemahan, meskipun pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan masih solid.

Menurut Waller, tarif perdagangan baru yang diberlakukan hanya memberikan dampak moderat terhadap inflasi, dan tekanan harga sudah berada di jalur menuju target 2%. Karena itu, fokus kebijakan kini bergeser dari pengendalian inflasi ke penanganan pelemahan tenaga kerja.

Waller menilai, apabila tren perekrutan terus melambat dan inflasi tetap stabil, maka suku bunga acuan seharusnya diturunkan ke level netral di kisaran 2,75%–3,00%, atau sekitar 100–125 basis poin lebih rendah dari posisi saat ini. Namun, jika kondisi tenaga kerja kembali membaik seiring pertumbuhan ekonomi yang kuat, langkah pemangkasan lanjutan bisa saja ditunda.

Pandangan Baru dari Stephen Miran

Sementara itu, Gubernur baru The Fed Stephen Miran yang kini mengambil cuti dari pemerintahan Trump, menilai The Fed perlu bertindak lebih agresif dalam memangkas suku bunga.

Menurutnya, kombinasi kebijakan imigrasi baru yang bisa menekan inflasi dan meningkatnya ketegangan dagang AS–China memberi ruang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih cepat.

“Ekonomi AS masih dalam kondisi cukup baik, tetapi muncul risiko baru yang tidak ada seminggu lalu. Dalam pandangan saya, kebijakan moneter saat ini terlalu ketat dan restriktif. Semakin lama dibiarkan, risiko perlambatan akan semakin besar,” ujar Miran.

Ia menambahkan, meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China telah mengubah keseimbangan risiko ekonomi, sehingga pemangkasan suku bunga lebih agresif dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan.

The Fed sendiri dijadwalkan menggelar rapat kebijakan pada 28–29 Oktober 2025, dengan sebagian besar analis memperkirakan akan ada pemangkasan lanjutan sebesar 25 basis poin.

Arah Baru Kebijakan Moneter dan Risiko Global

Bulan lalu, The Fed telah menurunkan suku bunga ke kisaran 4,00%–4,25%, dan proyeksi terbaru menunjukkan suku bunga dana federal bisa turun ke 3,5%–3,75% pada akhir tahun. Pada 2026, target suku bunga diperkirakan berada di rentang 3,25%–3,5%.

Pemangkasan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas pasar tenaga kerja yang mulai melemah, sementara inflasi masih berada sedikit di atas target. Namun, kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang agresif terhadap China dapat menimbulkan tekanan harga baru dalam jangka pendek.

Sejumlah analis menilai, pernyataan Waller kali ini menandai perubahan arah penting dari sikap dovish sebelumnya. Tim analis Evercore ISI menyebutkan bahwa Waller kini menyoroti ketegangan antara pertumbuhan ekonomi yang kuat dan data tenaga kerja yang menurun, sebuah kombinasi yang menantang bagi kebijakan moneter AS.

“Dia memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga Oktober kemungkinan tetap terjadi, tetapi keputusan Desember belum tentu dilakukan jika data ekonomi menguat,” tulis laporan Evercore ISI.

Prospek Ekonomi AS Menjelang Akhir Tahun

Data terbaru dari Federal Reserve Philadelphia menunjukkan kondisi sektor manufaktur masih campuran pada Oktober, sementara survei The Fed New York melaporkan penurunan signifikan pada aktivitas sektor jasa. Para pelaku usaha juga semakin pesimistis terhadap prospek ekonomi beberapa bulan ke depan.

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell telah menyebut bahwa peluang pemangkasan suku bunga bulan ini tetap terbuka, dengan alasan risiko terhadap ketenagakerjaan meningkat.

Christopher Waller, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Powell setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026, termasuk pejabat yang paling awal mendukung kebijakan pelonggaran untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja lebih dalam.

Dengan meningkatnya tekanan global, gejolak perdagangan, dan tanda-tanda perlambatan ekonomi domestik, keputusan The Fed pada akhir Oktober akan menjadi titik balik penting bagi arah kebijakan moneter dunia.

Terkini