Perbandingan Bahaya Sengatan Lebah Hutan dan Tawon Gung

Jumat, 17 Oktober 2025 | 11:17:38 WIB
Perbandingan Bahaya Sengatan Lebah Hutan dan Tawon Gung

JAKARTA - Kasus kematian seorang nenek di Bantul, Yogyakarta akibat sengatan kawanan serangga menarik perhatian luas.

Publik ramai berspekulasi tentang jenis serangga yang menjadi penyebab tragedi ini, mulai dari tawon hingga lebah. Namun, pakar serangga dari IPB University, Prof Tri Atmowidi, menegaskan bahwa kemungkinan besar pelaku sengatan bukanlah tawon gung seperti yang ramai disebut, melainkan lebah hutan besar atau Apis dorsata.

Prof Tri menjelaskan, masyarakat sering keliru menyebut tawon gung untuk merujuk pada spesies Vespa affinis atau Vespa velutina. Keduanya memang dikenal agresif dan berbahaya, tetapi berdasarkan foto dan ciri sarang yang beredar, kasus di Bantul diduga berasal dari lebah hutan besar.

Lebah jenis ini biasanya bersarang di pohon tinggi dan membentuk satu sisiran besar, berbeda dengan sarang tawon yang biasanya lebih bercabang. "Dari bentuk sarangnya tampak bukan tawon, tapi lebah besar yang menggantung di batang pohon tinggi," jelas Prof Tri dikutip dari keterangan resmi IPB.

Ciri-Ciri Lebah Hutan Besar dan Bahayanya

Lebah hutan besar berukuran 17-20 milimeter dengan warna coklat dan belang kekuningan. Spesies ini sangat defensif dan tidak dapat dibudidayakan karena sering bermigrasi. Prof Tri menambahkan, dalam kasus Bantul, korban kemungkinan disengat oleh puluhan lebah Apis dorsata. Satu lebah hanya bisa menyengat sekali karena sengatnya tertinggal di kulit korban. Namun, jika jumlah sengatan banyak, racun yang masuk bisa menimbulkan efek toksik serius hingga kematian.

Racun lebah atau apitoksin mengandung protein, peptida, dan histamin yang memicu gejala lokal seperti nyeri, bengkak, dan gatal. Dalam kasus berat, racun dapat menimbulkan reaksi sistemik, termasuk sesak napas, pingsan, hingga kerusakan organ vital seperti hati dan ginjal. “Baik tawon maupun lebah bisa memicu reaksi alergi berat dan bahkan kematian, terutama pada individu yang sensitif,” tegas Prof Tri.

Perbedaan Sengatan Tawon dan Lebah

Secara umum, tawon memiliki kemampuan menyengat berkali-kali tanpa kehilangan sengatnya. Racun tawon cenderung lebih kuat secara kimiawi, tetapi lebah bisa lebih mematikan jika jumlah sengatannya banyak karena racunnya menumpuk dalam tubuh korban. Meski berbeda dalam mekanisme sengatan, keduanya berpotensi menimbulkan alergi berat dan kematian.

Prof Tri menekankan, hal paling penting setelah disengat adalah menjauh dari lokasi sarang agar tidak diserang lagi. Jika sengatan berasal dari lebah, segera keluarkan sengat yang tertinggal di kulit, cuci area tersebut dengan sabun, dan kompres dengan air dingin. Minum antihistamin juga dianjurkan untuk meredakan reaksi alergi. Apabila korban mengalami sesak napas atau pingsan, penanganan medis segera di rumah sakit wajib dilakukan.

Langkah Pencegahan yang Aman bagi Masyarakat

Sebagai langkah pencegahan, masyarakat tidak disarankan mencoba mengusir tawon atau lebah sendiri. Jika menemukan sarang di sekitar rumah, segera laporkan ke petugas pemadam kebakaran atau ahli serangga. Prof Tri menekankan agar warga tidak berteriak atau bergerak mendadak di dekat sarang, karena ini dapat memicu serangan. Lebih aman memberi tanda bahaya dan menjauh dengan tenang.

Selain itu, edukasi mengenai identifikasi serangga dan ciri sarangnya penting untuk mengurangi risiko. Mengetahui perbedaan visual antara sarang lebah hutan besar dan tawon gung dapat membantu masyarakat menilai potensi bahaya tanpa mengambil risiko langsung. Dengan memahami perilaku kedua jenis serangga ini, masyarakat dapat bertindak lebih bijaksana, menjaga jarak, dan meminimalkan kontak yang berisiko.

Kasus di Bantul menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap serangga yang agresif, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pengetahuan yang tepat tentang karakteristik lebah dan tawon dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah insiden serupa di masa depan.

Terkini