Harga Telur dan Daging Ayam Terus Naik, Cek Harga Pangan Terbaru 21 Oktober 2025

Selasa, 21 Oktober 2025 | 11:24:44 WIB
Harga Telur dan Daging Ayam Terus Naik, Cek Harga Pangan Terbaru 21 Oktober 2025

JAKARTA - Sebagian besar komoditas pangan di Indonesia menunjukkan tren penurunan harga rata-rata secara nasional pada hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025.

Meski demikian, beberapa bahan pokok yang menjadi sumber protein utama, seperti telur ayam dan daging ayam ras, masih mencatat kenaikan harga. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.20 WIB memperlihatkan harga telur ayam naik 0,30% menjadi Rp30.710 per kilogram. Sementara itu, harga daging ayam ras meningkat 0,18% menjadi Rp38.145 per kilogram.

Tidak hanya itu, komoditas perikanan tertentu juga menunjukkan tren kenaikan harga. Misalnya, ikan kembung naik 1,91% menjadi Rp42.797 per kilogram, dan ikan tongkol meningkat 1,75% menjadi Rp35.338 per kilogram. Sedangkan harga ikan bandeng justru mengalami penurunan 1,32% menjadi Rp34.583 per kilogram.

Minyak goreng menjadi sorotan lain karena pergerakannya yang berbeda-beda. Minyak goreng kemasan mengalami kenaikan 0,72% menjadi Rp21.009 per liter. Sebaliknya, minyak goreng curah turun 2,02% menjadi Rp17.151 per liter, sedangkan Minyakita mengalami penurunan 2,48% menjadi Rp17.088 per liter.

Sub Judul: Pergerakan Harga Beras dan Jagung

Harga beras di tingkat nasional menunjukkan penurunan, baik untuk beras premium maupun jenis medium. Harga beras premium turun 0,30% menjadi Rp15.935 per kilogram, sementara beras medium mengalami penurunan lebih signifikan, yaitu 0,77% menjadi Rp13.737 per kilogram. Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga turun 0,49% menjadi Rp12.472 per kilogram.

Komoditas jagung peternak turut mengalami penurunan 1,55% menjadi Rp6.605 per kilogram, sementara harga kedelai biji kering turun 1,88% menjadi Rp10.488 per kilogram. Penurunan ini menandakan adanya stabilisasi harga pada beberapa bahan pokok tanaman pangan di tingkat nasional, meski tetap terdapat gejolak pada komoditas sumber protein hewani.

Harga Bawang dan Cabai Turun

Sayuran bawang mengalami tren penurunan harga pada hari ini. Harga bawang merah tercatat turun 1,48% menjadi Rp38.601 per kilogram, sementara bawang putih bonggol turun 1,03% menjadi Rp36.619 per kilogram. Sedangkan cabai merah menunjukkan penurunan signifikan, terutama cabai merah keriting yang turun 9,27% menjadi Rp50.189 per kilogram. Cabai merah besar turun 5,66% menjadi Rp46.008 per kilogram, dan cabai rawit merah turun 4,99% menjadi Rp39.812 per kilogram.

Penurunan harga bumbu dapur ini diprediksi akan meringankan beban pengeluaran masyarakat, terutama bagi rumah tangga yang rutin menggunakan bawang dan cabai dalam konsumsi harian. Meskipun demikian, kenaikan harga telur dan daging ayam tetap menjadi perhatian bagi konsumen yang mengandalkan sumber protein ini.

Harga Daging, Tepung, Gula, dan Garam

Harga daging sapi murni mengalami penurunan 3,62% menjadi Rp130.466 per kilogram, sementara daging kerbau beku impor turun tajam 11,91% menjadi Rp93.750 per kilogram. Daging kerbau segar lokal juga mengalami penurunan 3,29% menjadi Rp135.000 per kilogram. Penurunan harga daging ini diharapkan dapat sedikit menyeimbangkan kenaikan harga ayam dan telur.

Tepung terigu juga menunjukkan tren penurunan, baik untuk jenis curah maupun kemasan. Tepung terigu curah turun 0,19% menjadi Rp9.771 per kilogram, sedangkan tepung kemasan turun 1,25% menjadi Rp12.836 per kilogram. Harga gula konsumsi tercatat turun 0,10% menjadi Rp18.005 per kilogram, sementara garam konsumsi turun 2,77% menjadi Rp11.284 per kilogram.

Secara keseluruhan, data Bapanas menunjukkan adanya pergerakan harga yang bervariasi di berbagai komoditas pangan. Kenaikan harga telur dan daging ayam menjadi perhatian tersendiri karena kedua komoditas ini merupakan sumber protein penting bagi masyarakat. Sementara itu, harga beras, jagung, bawang, cabai, tepung, gula, dan garam cenderung menurun, menunjukkan adanya stabilisasi di sektor pangan non-protein hewani.

Kondisi ini mencerminkan dinamika pasar pangan yang dipengaruhi oleh faktor permintaan dan pasokan lokal, termasuk biaya produksi, distribusi, serta tren konsumsi masyarakat. Meski sebagian besar harga pangan menurun, kenaikan harga ayam dan telur menunjukkan bahwa sektor protein hewani tetap rentan terhadap fluktuasi harga, yang berpotensi mempengaruhi daya beli rumah tangga, terutama di kota-kota besar.

Para konsumen diharapkan memantau pergerakan harga harian agar dapat menyesuaikan pengeluaran dan konsumsi pangan, terutama untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan. Pemerintah melalui Bapanas juga terus memonitor harga pangan untuk memastikan stabilitas dan ketersediaan pasokan di seluruh wilayah Indonesia.

Terkini