Strategi Emiten Properti CTRA MTLA BSDE Sambut PPN DTP

Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:17:05 WIB
Strategi Emiten Properti CTRA MTLA BSDE Sambut PPN DTP

JAKARTA - Sejumlah emiten properti nasional tengah menyiapkan langkah strategis untuk mengoptimalkan kinerja kuartal IV/2025, bersamaan dengan rencana pemerintah memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 31 Desember 2027.

Program ini diharapkan menjadi stimulus bagi sektor perumahan, memberikan keringanan biaya bagi konsumen yang membeli rumah.

PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menegaskan pendekatannya tetap prudent. Direktur Harun Hajadi menyatakan bahwa meski insentif PPN DTP menjadi kabar positif, perusahaan tidak akan mempercepat pemasaran proyek. 

Strategi ini dipilih agar setiap proyek tetap terkelola secara konsisten dan risiko keuangan tetap terkendali. Keputusan CTRA ini menjadi penting karena kinerja prapenjualan triwulan III/2025 mengalami penurunan, tercatat Rp7,6 triliun atau 12% lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Kinerja Pra Penjualan dan Target Kuartal IV

Secara kuartalan, marketing sales CTRA di triwulan III/2025 menunjukkan pelemahan 28% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini mendorong manajemen untuk merevisi target prapenjualan sepanjang 2025 menjadi Rp10 triliun, turun dari target sebelumnya Rp11 triliun. 

Harun Hajadi menekankan bahwa faktor penentu penjualan rumah saat ini bukan hanya insentif pajak, tetapi juga suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). “Penurunan suku bunga KPR akan lebih signifikan mendorong daya beli, mengingat 70% pembelian rumah saat ini dibiayai melalui KPR,” ujarnya.

Senada, PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) menilai perpanjangan PPN DTP sebagai langkah positif. Direktur Olivia Surodjo menyebut bahwa pengembang dapat lebih terencana dalam menyiapkan stok unit dan responsif terhadap permintaan pasar. 

Namun, efektivitas kebijakan ini tetap bergantung pada daya beli masyarakat. Olivia menekankan bahwa pemerintah perlu memastikan kebijakan fiskal dan moneter sejalan, agar insentif PPN DTP memberikan dampak nyata pada sektor properti domestik. Hingga Mei 2025, total marketing sales MTLA mencapai Rp755 miliar, yang terdiri dari prapenjualan dan recurring income, masih sesuai target tahunan sebesar Rp2 triliun.

Fokus Penjualan Ready Stock untuk Optimalisasi Strategi

Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mengambil pendekatan berbeda. Perusahaan fokus pada penjualan unit ready stock untuk memaksimalkan manfaat insentif PPN DTP. Direktur Hermawan Wijaya menyebut bahwa fasilitas ini hanya berlaku untuk unit siap huni dan memberikan dampak positif, meski kontribusinya terhadap total marketing sales tidak besar. 

BSDE tetap mengoptimalkan strategi penjualan, menyesuaikan dengan persediaan unit yang siap dijual senilai Rp5,4 triliun hingga akhir Juni 2025.

Selain itu, persediaan bangunan yang sedang dikonstruksi tercatat Rp1,85 triliun, sedangkan tanah dalam pengembangan mencapai Rp10,45 triliun. Pada semester I/2025, BSDE berhasil mencatat marketing sales Rp5,08 triliun, setara 51% dari target tahunan sebesar Rp10 triliun. 

Pertumbuhan tahunan mencapai 5% dari semester I/2024 yang sebesar Rp4,84 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari segmen hunian, senilai Rp2,19 triliun, yang menunjukkan permintaan rumah tetap stabil di tengah kondisi pasar yang kompetitif.

Harapan Pertumbuhan Penjualan Properti Tahun Ini

Secara keseluruhan, strategi CTRA, MTLA, dan BSDE menunjukkan fokus berbeda namun saling melengkapi untuk meningkatkan kinerja kuartal IV/2025. CTRA tetap berhati-hati dengan pemasaran proyek, MTLA memaksimalkan stok unit dan respons pasar, sedangkan BSDE fokus pada penjualan ready stock. Semua langkah ini dilakukan di tengah perpanjangan insentif PPN DTP, yang diharapkan menjadi stimulus positif bagi pasar properti nasional.

Para pengembang menekankan pentingnya penguatan daya beli masyarakat, penurunan suku bunga KPR, dan kebijakan fiskal serta moneter yang mendukung. Jika semua faktor ini berjalan selaras, sektor properti diperkirakan akan menunjukkan pemulihan yang lebih solid, terutama pada akhir tahun 2025. Penerapan strategi yang tepat diyakini tidak hanya meningkatkan marketing sales, tetapi juga memberikan dampak positif pada kinerja saham masing-masing emiten properti di Bursa Efek Indonesia.

Dengan adanya perpanjangan PPN DTP, masyarakat pun memiliki kesempatan lebih luas untuk memiliki rumah dengan biaya lebih terjangkau, sedangkan emiten properti dapat mengoptimalkan perencanaan proyek dan penjualan unit, baik ready stock maupun yang sedang dikembangkan. Momentum ini diharapkan menjadi dorongan baru bagi sektor properti di kuartal IV/2025 dan menutup tahun dengan performa yang lebih stabil dibandingkan periode sebelumnya.

Terkini