Bahlil Dorong Investasi Pabrik Metanol untuk Perkuat Mandatori Biodiesel

Senin, 27 Oktober 2025 | 13:05:39 WIB
Bahlil Dorong Investasi Pabrik Metanol untuk Perkuat Mandatori Biodiesel

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya investasi pabrik metanol di Indonesia untuk menjawab kebutuhan domestik yang terus meningkat.

Dalam keterangannya di Penghargaan Subroto 2025, Bahlil mengungkapkan bahwa konsumsi metanol nasional mencapai 2,6 juta ton per tahun, jauh melampauikapasitas produksi lokal yang hanya sekitar 400 ribu ton.

“Kita sekarang membutuhkan sekitar 2,6 juta ton metanol per tahun. Kapasitas produksi kita hanya 300–400 ribu ton. Jadi mau tidak mau, pemilik gas perlu didorong membangun pabrik metanol,” ujar Bahlil.

Metanol menjadi bahan baku penting dalam produksi Fatty Acids Methyl Esters (FAME), yang digunakan untuk pembuatan biodiesel. Pemerintah menargetkan penerapan mandatori biodiesel B50—yang memadukan 50 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit (CPO) ke dalam solar—dapat berjalan tahun depan.

Proyek Strategis Pabrik Metanol di Bojonegoro

Sejalan dengan dorongan pemerintah, pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, terus berjalan. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,6 triliun, dan ditargetkan selesai pada akhir 2027. Pabrik ini diharapkan menjadi tulang punggung ketersediaan metanol nasional dan mendukung ketahanan energi Indonesia.

Bahlil menekankan bahwa dengan adanya pabrik ini, seluruh campuran FAME untuk biodiesel B50 dapat berasal dari produksi dalam negeri. Hal ini sekaligus mengurangi ketergantungan impor metanol yang selama ini menjadi komponen vital dalam bauran biodiesel.

Sokongan Biodiesel B50 dan Penghematan Devisa

Mandatori biodiesel B50 menjadi perhatian pemerintah karena dapat menekan impor solar. Saat ini, program B50 telah melalui tiga kali uji coba, meski uji final masih membutuhkan waktu 6—8 bulan. Pemerintah menargetkan implementasinya efektif mulai semester II-2026.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa Indonesia memproduksi sekitar 46 juta ton CPO per tahun, namun hanya 20 juta ton digunakan dalam negeri, sedangkan sisanya dijual ke pasar ekspor. Dalam konteks B50, sekitar 5,3 juta ton CPO dari ekspor akan dialihkan untuk biofuel, menggantikan solar impor.

“Dengan program ini, kita bisa menutupi kebutuhan dalam negeri, menghemat devisa karena menghentikan impor, sekaligus menjaga harga CPO di pasar global,” kata Amran.

Dengan begitu, ketersediaan metanol dan CPO yang memadai menjadi kunci keberhasilan mandatori biodiesel B50, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mencapai energi hijau dan efisiensi energi nasional.

Langkah Pemerintah Mendukung Investor

Selain mendorong pembangunan pabrik metanol, Bahlil menekankan perlunya dukungan untuk kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas agar berinvestasi. Pemerintah juga menyediakan skema insentif dan regulasi yang mempermudah investasi serta memperkuat iklim bisnis.

“Kita dorong semua pemilik gas untuk membangun pabrik metanol. Ini bagian dari strategi memastikan kebutuhan bahan baku biodiesel terpenuhi dan mandatori B50 bisa berjalan lancar,” tutur Bahlil.

Dorongan ini bukan hanya soal pasokan, tetapi juga menyangkut kemandirian energi nasional dan penguatan industri biofuel lokal. Pemerintah berharap investasi ini dapat memicu efek domino bagi sektor industri lain, termasuk penciptaan lapangan kerja dan pengembangan hilirisasi CPO menjadi produk bernilai tambah.

Terkini