JAKART - Pasar saham Indonesia kembali mencatat momen penting pada Rabu, 24 September 2025 dengan dibukanya kembali perdagangan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk.
(CBRE) dan PT MD Entertainment Tbk. (FILM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keputusan ini dilakukan setelah sebelumnya kedua emiten tersebut mengalami suspensi akibat lonjakan harga yang signifikan, sebagai langkah perlindungan bagi investor.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyatakan bahwa pembukaan kembali perdagangan merujuk pada pengumuman resmi Peng-SPT-00229/BEI.WAS/09-2025 tertanggal 16 September 2025 dan Peng-SPT-00213/BEI.WAS/09-2025 tertanggal 11 September 2025.
“Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) dan PT MD Entertainment Tbk. (FILM) mulai hari ini, Rabu (24/9/2025) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 24 September 2025,” jelas Yulianto dalam keterangan resmi.
Sebelumnya, BEI menangguhkan perdagangan saham CBRE pada 11 September 2025, sementara saham FILM digembok Bursa sejak 16 September 2025. Suspensi dilakukan karena terjadi lonjakan harga kumulatif yang signifikan, yang dikhawatirkan bisa memicu volatilitas berlebihan dan risiko bagi investor ritel. Penghentian sementara ini menjadi mekanisme Bursa untuk memastikan pasar tetap teratur dan transparan.
“Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, dan sebagai bentuk perlindungan bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham CBRE dan FILM di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,” papar pengumuman resmi BEI.
Saham CBRE sendiri tercatat pada penutupan perdagangan Kamis (11/9/2025) berada di level Rp620 per saham. Angka ini mencerminkan lonjakan harga sebesar 3.163% sepanjang tahun berjalan 2025, menjadikannya salah satu saham dengan kinerja tertinggi di pasar modal Indonesia. Lonjakan ini juga menjadi sorotan publik dan analis karena pertumbuhan yang luar biasa dalam waktu relatif singkat.
Sementara itu, saham FILM pada penutupan Selasa (16/9/2025) berada di posisi Rp4.840 per lembar. Dalam kurun waktu 1–16 September 2025, saham FILM tercatat menguat 29,07%, dan sepanjang tahun berjalan 2025 telah naik sebesar 32,45%. Kenaikan ini dipicu oleh sejumlah kabar korporasi, termasuk RUPS yang merombak susunan pengurus perusahaan, sehingga memicu optimisme investor terhadap arah strategi bisnis MD Entertainment ke depan.
Kembalinya CBRE dan FILM ke pasar diharapkan memberikan kesempatan bagi investor untuk menyesuaikan portofolio dan memanfaatkan momentum pergerakan harga. BEI menekankan bahwa investor tetap harus memperhatikan risiko volatilitas dan memantau informasi resmi dari perusahaan, termasuk perkembangan fundamental dan rencana korporasi.
Sebelumnya, lonjakan harga saham CBRE sempat memicu spekulasi pasar. Beberapa analis menyoroti faktor berita korporasi dan prospek pertumbuhan energi sebagai pendorong utama kenaikan saham. Di sisi lain, FILM mendapat perhatian karena perubahan struktur manajemen dan strategi bisnis yang dinilai positif oleh investor.
Meski suspensi telah dibuka, BEI menekankan perlunya investor melakukan transaksi dengan hati-hati. Pengawasan Bursa akan tetap berlangsung untuk memastikan perdagangan tetap teratur, serta tidak menimbulkan volatilitas yang dapat merugikan pelaku pasar. Mekanisme suspensi sebelumnya terbukti efektif dalam menahan pergerakan ekstrem yang berpotensi mengganggu kestabilan pasar.
Pembukaan kembali saham CBRE dan FILM ini juga menjadi pengingat bagi investor mengenai pentingnya manajemen risiko dan diversifikasi portofolio. Lonjakan harga yang tajam dalam waktu singkat menawarkan peluang, namun juga mengandung risiko tinggi, terutama bagi investor ritel yang kurang memahami fundamental perusahaan.
Sejumlah pakar pasar modal menyarankan agar investor memperhatikan laporan keuangan, kinerja historis, dan rencana ekspansi perusahaan sebelum melakukan transaksi. Pendekatan ini penting untuk meminimalkan risiko kerugian akibat pergerakan harga yang tidak berkelanjutan.
Selain itu, pembukaan suspensi menjadi momen untuk mengamati reaksi pasar setelah saham CBRE dan FILM kembali diperdagangkan. Aktivitas perdagangan awal diprediksi akan meningkat, baik dari sisi volume maupun volatilitas harga. Investor institusi dan ritel diharapkan lebih selektif dalam mengambil posisi, mengingat lonjakan harga sebelumnya yang sangat tajam.
Secara keseluruhan, langkah BEI membuka suspensi saham CBRE dan FILM menandai stabilitas mekanisme pengawasan Bursa dalam mengatur pergerakan harga ekstrem. Investor diberikan kesempatan untuk bertransaksi kembali dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan analisis fundamental. Dengan begitu, pasar dapat kembali berjalan tertib sambil menjaga kepercayaan investor di pasar modal Indonesia.