Investasi

Chery Tambah Investasi Triliunan, Indonesia Siap Jadi Basis Produksi EV ASEAN

Chery Tambah Investasi Triliunan, Indonesia Siap Jadi Basis Produksi EV ASEAN
Chery Tambah Investasi Triliunan, Indonesia Siap Jadi Basis Produksi EV ASEAN

JAKARTA - Transformasi industri otomotif Indonesia menuju era kendaraan rendah emisi kian nyata.

Setelah menarik sejumlah investor besar di sektor kendaraan listrik, kini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali mengantongi komitmen investasi besar dari pabrikan mobil asal China, Chery, senilai Rp 5,2 triliun. Langkah ini menandai keseriusan Chery untuk memperluas peran strategisnya di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Tanah Air sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.

Komitmen investasi tersebut bukan hanya soal penambahan modal, tetapi juga menjadi bukti bahwa pasar Indonesia semakin menarik bagi pelaku industri otomotif global. Chery, yang telah memulai investasinya sejak 2024, memastikan akan terus menambah investasi hingga 2030 untuk mendukung pengembangan fasilitas produksi dan riset kendaraan rendah emisi.

Dukungan Pemerintah untuk Akselerasi Kendaraan Rendah Emisi

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap langkah Chery dalam memperkuat investasi di Indonesia, terutama yang sejalan dengan program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).

“Komitmen investasi ini menunjukkan keseriusan Chery dalam memperkuat industri otomotif nasional, khususnya pada kendaraan rendah emisi dan berbasis listrik. Pemerintah akan terus mendorong percepatan realisasi investasi tersebut,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (14/10/2025).

Menurut Agus, Chery akan berperan dalam pengembangan tiga jenis teknologi kendaraan masa depan, yakni Full Hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle (EV). Tiga teknologi ini dinilai strategis untuk mempercepat transisi dari kendaraan berbasis bahan bakar fosil menuju kendaraan ramah lingkungan.

Pemerintah menilai langkah Chery sejalan dengan arah kebijakan nasional yang tengah mengedepankan pengurangan emisi karbon dan penguatan ekosistem industri hijau. Dalam konteks ini, investasi Chery akan menjadi katalis penting untuk mempercepat transformasi teknologi di sektor otomotif Indonesia.

Dorongan Menjadikan Indonesia Basis Produksi Ekspor Regional

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Kemenperin meminta Chery untuk segera menyusun rencana bisnis (business plan) yang lebih terperinci untuk lima tahun ke depan. Dokumen ini akan menjadi panduan dalam memperkuat kapasitas produksi dan memperluas strategi ekspor.

“Kami berharap Indonesia dapat menjadi basis produksi dan ekspor EV Chery untuk kawasan ASEAN,” tegas Agus.

Selain memperkuat pasar domestik, Chery juga didorong untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekspor ke berbagai negara di kawasan, termasuk Australia. Kemenperin menilai hal ini sangat mungkin, mengingat Chery memiliki basis konsumen yang kuat di Australia dan model kendaraan yang diproduksi di Indonesia memiliki kemiripan platform dengan yang dijual di sana.

Agus juga menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang. “Kemenperin membuka peluang kerja sama lebih luas untuk pengembangan teknologi, sumber daya manusia, dan ekosistem industri EV,” ujarnya.

Dengan sinergi ini, diharapkan investasi Chery tidak hanya memperkuat struktur industri otomotif, tetapi juga memberi efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan transfer teknologi.

Mendorong Pertumbuhan Kendaraan Listrik dan Daya Saing Industri

Pemerintah melihat perkembangan industri kendaraan listrik sebagai tonggak penting dalam mewujudkan ketahanan industri dan energi nasional. Pertumbuhan signifikan kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan.

Data Kemenperin mencatat, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) di Indonesia melonjak tajam, dari hanya 0,08% pada 2021 menjadi 10,22% dari total pasar kendaraan roda empat sepanjang Januari–Agustus 2025. Lonjakan ini menunjukkan percepatan adopsi teknologi kendaraan listrik di kalangan konsumen.

Dalam konteks ini, kehadiran Chery menjadi faktor penting. Merek asal China itu kini menempati posisi keempat sebagai produsen dengan penjualan BEV terbesar di Indonesia. Capaian ini membuktikan kemampuan Chery beradaptasi dengan kebutuhan pasar lokal sekaligus bersaing di tengah ketatnya industri otomotif global.

Kemenperin pun mendorong Chery untuk memperluas lini kendaraan ramah lingkungan yang sesuai dengan karakteristik konsumen Indonesia. Pemerintah berharap masyarakat dapat menikmati lebih banyak pilihan produk otomotif yang efisien, terjangkau, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Langkah Nyata Menuju Ekosistem Otomotif Berkelanjutan

Investasi besar Chery tidak hanya berfokus pada pembangunan pabrik atau peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga mencakup pengembangan riset, teknologi, dan sumber daya manusia. Langkah ini diharapkan dapat membentuk ekosistem otomotif yang lebih berkelanjutan, di mana inovasi menjadi kunci utama peningkatan daya saing industri.

Pemerintah menilai, masuknya investasi lanjutan dari Chery menjadi bukti bahwa Indonesia telah berada di jalur yang tepat dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Dengan dukungan regulasi, insentif fiskal, dan infrastruktur pendukung, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama di pasar kendaraan listrik regional.

Melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, termasuk investor global seperti Chery, arah pembangunan industri otomotif nasional kini semakin jelas — menuju era elektrifikasi, efisiensi energi, dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan komitmen investasi hingga 2030, Chery tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga menandai langkah besar Indonesia dalam memperkuat fondasi industri masa depan yang berbasis inovasi dan ramah lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index