JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menekankan bahwa penurunan imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap fondasi ekonomi Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Negara, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut Purbaya, yield SUN tenor 10 tahun saat ini berada di angka 5,927%, menjadi level terendah dalam dua dekade terakhir. Kondisi ini menjadi indikator positif bagi strategi pembiayaan negara melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN), sekaligus menegaskan stabilitas ekonomi Indonesia di mata investor domestik maupun internasional.
Investor Percaya Ekonomi Indonesia Kuat
“Kalau yield-nya rendah, berarti situasi kita bagus. Investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, percaya dengan ekonomi Indonesia. Ini yield terendah sepanjang 20 tahun terakhir, di 5,9% untuk tenor 10 tahun,” jelas Purbaya. Penurunan yield tersebut menunjukkan persepsi risiko terhadap perekonomian Indonesia semakin rendah.
Kepercayaan investor ini juga tercermin dari permintaan tinggi terhadap SUN, meskipun imbal hasil yang ditawarkan menurun. Tingginya minat investor menjadi sinyal positif bahwa perekonomian Indonesia dinilai stabil dan mampu menghadapi tekanan global maupun domestik.
Fundamental Ekonomi yang Kuat Menjadi Kunci
Purbaya menekankan bahwa penurunan yield tidak lepas dari fundamental ekonomi yang solid. Inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi stabil, dan kebijakan fiskal yang sehat menjadi faktor utama yang mendukung kepercayaan investor.
“Kalau ekonomi kita tidak dipercaya, yield-nya tidak akan turun sedalam itu,” tandas Purbaya. Kondisi ini juga mencerminkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk pengelolaan utang negara yang prudent dan berkelanjutan.
Implikasi Penurunan Yield SUN bagi Negara
Penurunan yield SUN memiliki dampak positif bagi pembiayaan negara. Biaya utang yang lebih rendah akan meringankan beban fiskal, sehingga anggaran dapat dialokasikan untuk program pembangunan dan stimulus ekonomi. Selain itu, minat investor yang tinggi terhadap SUN membuka peluang bagi pemerintah untuk terus mengembangkan instrumen SBN sebagai sarana investasi yang aman dan menarik.
Fenomena ini juga memberikan sinyal kepada pelaku pasar dan masyarakat bahwa ekonomi Indonesia berada pada jalur yang stabil dan prospektif. Dengan kepercayaan investor yang kuat, pemerintah diharapkan dapat terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.