JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional melalui peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan dengan total anggaran mencapai Rp130 triliun.
Inisiatif besar ini diharapkan mampu menjadi mesin baru penggerak ekonomi yang tidak hanya memperkuat sektor properti, tetapi juga memberi dampak luas terhadap berbagai lini usaha rakyat di seluruh Indonesia.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan, sektor perumahan memiliki efek pengganda yang luar biasa bagi ekonomi nasional karena melibatkan banyak pihak, mulai dari tenaga kerja konstruksi, kontraktor, hingga pelaku UMKM. Terlebih lagi, tahun ini pemerintah menargetkan 350.000 unit rumah untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Ide untuk membuat KUR perumahan ini bertujuan untuk menggerakkan ekonomi. Sektor perumahan itu sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Satu rumah subsidi bisa mempekerjakan sekitar lima orang. Kalau ada 350.000 unit, tinggal dikalikan saja,” jelas Maruarar.
Efek Berganda dari Sektor Perumahan
Menurut Maruarar, pembangunan satu unit rumah tidak hanya menciptakan lapangan kerja langsung, tetapi juga menghidupkan berbagai sektor pendukung lainnya. Aktivitas ekonomi yang muncul di sekitar proyek perumahan turut menumbuhkan perputaran uang dan kesempatan usaha baru di masyarakat.
“Belum lagi industrinya, toko bangunan, dan transportasinya. Ada truk yang membawa bahan, ada pekerja toko material, ada semen, pasir, paku, cat, dan lampu. Banyak sekali yang bekerja dari ekosistem ini,” ungkapnya.
Selain industri bahan bangunan, sektor informal juga ikut mendapatkan manfaat dari geliat proyek perumahan. Maruarar menggambarkan bagaimana usaha kecil seperti warung makan dan pedagang sekitar turut merasakan efek positif.
“Kalau tidak ada proyek perumahan, ya tidak ada warungnya. Tapi kalau proyek berjalan, ibu-ibu bisa jualan makanan, beli beras, ayam, dan telur. Ini membentuk ekosistem ekonomi rakyat yang luar biasa,” tambahnya.
KUR Perumahan Jadi Terobosan Besar Pemerintah
Dengan potensi ekonomi yang besar, pemerintah menilai KUR Perumahan sebagai langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja. Program ini didukung oleh berbagai lembaga keuangan dan institusi pendidikan dalam proses sosialisasi dan implementasinya.
“Program ini sangat tepat. Jumlahnya luar biasa besar, Rp130 triliun. Sosialisasi juga kami lakukan secara masif, dibantu oleh perbankan dan kampus. Sudah banyak yang terlibat, mulai dari ITB, UI, Unpar, Trisakti, serta bank-bank besar seperti Mandiri, BTN, BRI, BNI, Nobu, dan Bank Jabar,” jelas Maruarar.
Program ini tidak hanya menyasar pengembang besar, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM yang terlibat di sektor perumahan—baik kontraktor kecil, pengembang lokal, maupun pelaku usaha bahan bangunan. Melalui skema subsidi bunga, pemerintah memastikan bahwa sektor usaha kecil tetap memiliki akses pembiayaan yang terjangkau.
“Bagi UMKM, apakah kontraktor, developer, atau toko bangunan, bunga pinjamannya disubsidi. Biasanya kalau pinjam ke bank bunganya 10–11 persen, sekarang disubsidi 5 persen. Ini sangat membantu mereka,” ujar Maruarar.
Dorong Pertumbuhan dari Dua Sisi Ekonomi
Program KUR Perumahan ini dirancang tidak hanya untuk mendukung sisi pasokan (supply side)—yakni pembangunan rumah dan proyek konstruksi—tetapi juga untuk memperkuat sisi permintaan (demand side) agar keseimbangan pasar tetap terjaga. Pemerintah ingin memastikan bahwa manfaat ekonomi bisa dirasakan dari berbagai lapisan masyarakat.
“Dari sisi supply, proyek perumahan dikerjakan oleh banyak tenaga kerja dan UMKM. Sedangkan dari sisi demand, masyarakat yang ingin merenovasi rumah juga bisa mendapat akses KUR hingga Rp500 juta dengan bunga 6 persen. Jadi dua-duanya jalan, ini terobosan baru yang belum pernah ada,” tegas Maruarar.
Pendekatan dua arah ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat, di mana kegiatan ekonomi besar seperti pembangunan rumah juga menumbuhkan aktivitas ekonomi kecil di sekitarnya.
Harapan Pemulihan Ekonomi Lewat Sektor Perumahan
Program KUR Perumahan menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk mempercepat pemerataan ekonomi nasional. Dengan dukungan pembiayaan besar dan subsidi bunga yang ramah bagi pelaku usaha kecil, diharapkan akan muncul efek domino terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sektor perumahan selama ini dikenal sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena mampu menggerakkan berbagai industri turunan. Mulai dari sektor bahan bangunan, transportasi, hingga konsumsi rumah tangga, seluruhnya mendapatkan manfaat dari meningkatnya aktivitas pembangunan.
“Ekosistem perumahan ini menghidupkan banyak sektor sekaligus. Kalau sektor ini bergerak, ekonomi rakyat ikut bergerak. Itulah kenapa program ini sangat strategis,” ujar Maruarar menegaskan.
Dengan dukungan lintas sektor—baik dari perbankan, akademisi, maupun pelaku usaha—program ini diharapkan dapat memperluas akses kepemilikan rumah bagi masyarakat, sekaligus memperkuat daya dorong ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan bahwa melalui implementasi KUR Perumahan, Indonesia dapat menciptakan siklus ekonomi baru yang berkelanjutan dan inklusif.