Prabowo Perkuat Pesantren Lewat Tambahan Anggaran dan Program Infrastruktur

Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:01:50 WIB
Prabowo Perkuat Pesantren Lewat Tambahan Anggaran dan Program Infrastruktur

JAKARTA - Upaya pemerintah memperkuat keamanan dan kualitas pendidikan pesantren kini menjadi perhatian nasional.

Tragedi runtuhnya Mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo yang menelan korban jiwa para santri menjadi titik balik dalam kesadaran pentingnya infrastruktur keagamaan yang aman. Pemerintah, melalui koordinasi lintas kementerian, kini bergerak cepat menyiapkan langkah konkret agar peristiwa serupa tak kembali terjadi.

Langkah strategis ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) di Kantor Kemenko PM, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Oktober 2025 Sinergi lintas sektor tersebut menandai komitmen baru pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat fondasi pendidikan berbasis keagamaan di Indonesia.

Komitmen Pemerintah Pasca Tragedi Al Khoziny

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menegaskan, kolaborasi ini merupakan bentuk tanggung jawab negara untuk menjamin keselamatan para santri dan tenaga pendidik di lingkungan pesantren.

“Saya sangat bangga dan bersyukur, penandatanganan kesepahaman ini adalah bagian dari upaya kita menjamin keselamatan setiap warga, menjamin keselamatan para anak didik, para santri generasi penerus bangsa,” ujar Cak Imin seusai acara penandatanganan.

Cak Imin menjelaskan, Presiden Prabowo memberikan arahan agar pemerintah hadir secara langsung menangani dan memperbaiki fasilitas pesantren. “Setelah kami melaporkan dan Presiden memberikan arahan, beliau memerintahkan agar pemerintah hadir menangani, mengatasi, dan membuat perencanaan agar peristiwa tragis tidak terulang kembali,” katanya.

Pemerintah juga telah menetapkan kriteria pesantren penerima prioritas bantuan. Fokus awal diberikan kepada pesantren dengan jumlah santri besar dan kondisi ekonomi terbatas. “Untuk prioritas pertama, jumlah siswanya di atas 1.000 orang, dan yang memang betul-betul tidak mampu untuk meneruskan bangunan itu,” jelasnya.

Bantuan Infrastruktur dan Tambahan Anggaran

Cak Imin menegaskan, bantuan pemerintah tak hanya menyangkut bangunan fisik, tetapi juga menjadi simbol hadirnya negara untuk memastikan pendidikan keagamaan berlangsung aman dan bermutu. “Kita akan terus hadir sebagai komitmen pemerintah untuk bersama-sama mewujudkan lembaga pendidikan yang layak, aman, nyaman, dan menjadi bagian dari ekosistem pendidikan yang mencerdaskan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum telah mengatur kriteria teknis pembangunan. Namun, Presiden Prabowo menginginkan agar cakupan bantuan diperluas. “Ini kehadiran pemerintah, dan Presiden maunya tidak hanya sekadar syarat itu, semuanya dibantu. Kalau itu syarat yang dimunculkan oleh Menteri PU, maklum ada kalkulasi anggaran dan seterusnya,” kata Cak Imin.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa santri juga merupakan anak bangsa yang berhak mendapatkan perlindungan dan perhatian dari pemerintah. “Alhamdulillah dengan perhatian Bapak Presiden Prabowo, kami mendapatkan apresiasi dan sedikit tambahan anggaran untuk memperhatikan madrasah yang swasta ini,” ungkapnya.

Meski tak menyebutkan jumlah tambahan anggaran, Nasaruddin menegaskan bahwa Kemenag akan memastikan pengawasan berjalan ketat agar tragedi Al Khoziny tak terulang. “Kami juga mengimbau kepada masyarakat bahwa anak-anak yang nyantri di Pondok Pesantren itu adalah anak-anak bangsa juga,” ujarnya.

Fokus Presiden pada Keselamatan dan Pendidikan Santri

Dalam arahannya, Presiden Prabowo disebut menaruh perhatian besar pada pesantren dan tiga hal utama yang menyertainya. Menurut Cak Imin, pertama adalah keselamatan dan kenyamanan santri, kedua adalah penyelesaian permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan keagamaan, dan ketiga adalah hubungan erat Prabowo dengan dunia pesantren yang sudah terjalin sejak lama.

“Ini tidak bisa dipungkiri dalam kesejarahan beliau dan pesantren yang memang memiliki hubungan yang khusus, sehingga perjalanan perjuangan beliau senantiasa dalam lindungan restu dan doa para kiai dan ulama,” tutur Cak Imin.

Cak Imin juga mengungkapkan bahwa doa para ulama memiliki makna penting bagi Presiden. “Doa restu para ulama menurut Presiden senantiasa menjadi titik awal, terutama dalam peran beliau sebagai Tentara Nasional Indonesia,” imbuhnya.

Prabowo disebut ingin memastikan para santri mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan mendukung tumbuh kembang mereka. “Kita akan terus hadir sebagai komitmen pemerintah untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang layak dan mencerdaskan, yang melahirkan generasi tangguh,” ujar Cak Imin.

Rencana Penggunaan APBN untuk Rehabilitasi Pesantren

Sebagai bagian dari kebijakan lanjutan, pemerintah juga akan mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membantu pembangunan ulang Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi 1.900 santri yang masih harus melanjutkan pendidikan di tengah keterbatasan fasilitas.

“Al Khoziny di Sidoarjo ini layak dibantu APBN, karena kalau jumlah santrinya 1.900 mau sekolah di mana? Mau dibiarkan di tenda? Pemerintah mau diam saja?” ujar Cak Imin dengan tegas.

Ia menambahkan bahwa meski audit dan penelusuran potensi kelalaian tetap dilakukan, prioritas utama pemerintah tetap pada keberlanjutan proses belajar-mengajar. “Yang paling penting bagi pemerintah adalah perlindungan rasa aman dan nyaman dalam belajar. Itu kewajiban pemerintah, itu wujud kehadiran negara,” ucapnya.

Cak Imin juga menyebut bahwa Presiden Prabowo telah memberikan instruksi langsung agar pesantren terdampak tak hanya diaudit, tetapi juga segera dibantu. “Presiden memerintahkan bukan saja diaudit, tapi juga dibantu. Banyak pesantren juga yang tidak mau dibantu karena tumbuh dari keswadayaan. Itu justru kekuatan yang harus dijaga oleh pemerintah,” katanya.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap seluruh pesantren di Indonesia dapat berkembang menjadi pusat pendidikan keagamaan yang aman, mandiri, dan berdaya saing tinggi—sejalan dengan cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Terkini