JAKARTA - Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) bersama Business Professional Women (BPW) Indonesia dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten melaksanakan program literasi hak asasi manusia di sekolah-sekolah.
Kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran hukum, nilai kemanusiaan, serta memperluas jaringan pemberdayaan perempuan di tingkat daerah. Salah satu pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung di SMA Kristen Penabur Bintaro Jaya, Kota Tangerang Selatan, dalam acara bertajuk Sosialisasi Penguatan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Pengukuhan Presiden BPW Club Banten.
Kepala SMA Kristen Penabur Bintaro Jaya, Yanner, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya ini. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini,” ujarnya. Kehadiran kementerian dan organisasi profesional perempuan memberikan stimulasi positif bagi siswa, sekaligus memperkuat pendidikan karakter berbasis HAM di sekolah.
Peran Strategis Sekolah dalam Literasi HAM
Presiden BPW Indonesia, Giwo Rubianto Wiyogo, menekankan pentingnya peran sekolah sebagai ruang strategis untuk membentuk karakter generasi muda. “Sekolah adalah ruang yang sangat penting untuk membentuk karakter generasi muda. Dengan pemahaman HAM yang kuat, siswa akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli terhadap keadilan, kesetaraan, dan kebebasan,” kata Giwo.
Penguatan literasi HAM di sekolah tidak hanya berupa teori, melainkan juga praktik nyata yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup pengembangan empati, menghargai perbedaan, serta membela hak-hak sesama. Dengan pendekatan ini, pelajar diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.
Pemberdayaan Perempuan melalui BPW Club Banten
Dalam kesempatan ini juga dikukuhkan Presiden BPW Club Banten, Irna Narulita, yang dikenal sebagai tokoh perempuan di Provinsi Banten. Giwo Rubianto menekankan bahwa pengukuhan ini menjadi langkah penting untuk memperluas ruang gerak perempuan dalam kegiatan sosial dan literasi. “Pengukuhan ini menjadi langkah penting dalam memperluas ruang gerak perempuan untuk berkontribusi aktif dalam literasi dan pembangunan sosial,” ujarnya.
BPW Club Banten diharapkan menjadi wadah belajar, berbagi, dan berjejaring bagi perempuan dan generasi muda. Organisasi ini akan membantu meningkatkan kapasitas individu serta memberikan kontribusi nyata di masyarakat, khususnya dalam pengembangan kesadaran hukum dan nilai-nilai kemanusiaan.
Diskusi Interaktif dan Literasi Praktis
Acara sosialisasi HAM dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi dan diskusi interaktif antara narasumber dan pelajar. Narasumber dari Kementerian Hukum dan HAM menekankan bahwa literasi HAM bukan sekadar teori, melainkan harus diterapkan dalam praktik sehari-hari. Hal ini termasuk menghormati perbedaan, membela hak sesama, serta menumbuhkan budaya solidaritas dan kepedulian sosial.
Kegiatan ini juga menekankan pentingnya membaca dan memahami dokumen hukum, sehingga siswa mampu mengembangkan kesadaran hukum yang kuat. Penyerahan cendera mata kepada pihak yang berkontribusi dalam acara ini menjadi penutup yang simbolis, sekaligus penghargaan terhadap kerja sama lintas sektor dalam penguatan literasi HAM.
Melalui kegiatan ini, para pelajar diharapkan tidak hanya memahami hak-hak dasar manusia, tetapi juga mampu menumbuhkan empati, solidaritas sosial, dan kesadaran hukum. Dengan begitu, mereka menjadi agen perubahan positif di lingkungan sekolah dan masyarakat. Giwo Rubianto menegaskan, “Kami ingin mendorong lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial yang tinggi.”
Menanamkan Nilai HAM dan Kemanusiaan untuk Masa Depan
Program literasi HAM yang digagas Kementerian HAM dan BPW Indonesia sekaligus menegaskan peran perempuan sebagai pelopor literasi, pelindung nilai kemanusiaan, dan mitra aktif dalam pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan. Partisipasi perempuan dalam kegiatan ini memberikan teladan bagi generasi muda untuk menempatkan kesetaraan dan keadilan sebagai landasan dalam kehidupan sosial.
Dengan langkah-langkah konkret seperti sosialisasi, diskusi interaktif, pengukuhan kepemimpinan perempuan, serta pengembangan literasi hukum dan HAM, kegiatan ini menunjukkan komitmen pemerintah dan organisasi profesional untuk menumbuhkan generasi yang peduli terhadap hak asasi manusia. Pelajar yang terlibat diharapkan mampu menjadi duta HAM di lingkungan mereka, menginspirasi teman sebaya, serta menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan.
Melalui sinergi lintas sektor antara Kementerian HAM, BPW Indonesia, dan pemerintah daerah, penguatan literasi HAM tidak hanya menjadi agenda edukatif, tetapi juga menjadi upaya strategis dalam membangun masyarakat yang sadar hukum, menghargai keberagaman, dan siap berkontribusi positif bagi pembangunan sosial.