Nikel Harita

Hilirisasi Nikel Harita Dongkrak Ekonomi Maluku Utara Secara Signifikan

Hilirisasi Nikel Harita Dongkrak Ekonomi Maluku Utara Secara Signifikan
Hilirisasi Nikel Harita Dongkrak Ekonomi Maluku Utara Secara Signifikan

JAKARTA - Program hilirisasi mineral yang dijalankan oleh Harita Nickel membawa dampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan tambang.

Aktivitas produksi yang semakin tinggi diikuti dengan mobilisasi tenaga kerja dan geliat ekonomi lokal, terutama di wilayah Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekonomi Maluku Utara pada Triwulan II 2025 tumbuh sebesar 32,09 persen, melonjak signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang hanya tumbuh 10,76 persen secara year on year (y-o-y). Capaian ini menunjukkan bahwa aktivitas industri pengolahan nikel memberi kontribusi kuat terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah tersebut.

Selain menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, kehadiran industri hilirisasi juga memicu berkembangnya berbagai usaha kecil masyarakat, mulai dari warung, usaha katering, hingga toko sembako. Efek berantai dari kegiatan pertambangan dan smelter terintegrasi ini menjadikan roda ekonomi lokal berputar lebih cepat dan berkelanjutan.

Peran Harita Nickel dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pengamat Community Involvement and Development (CID) Universitas Padjadjaran, Risna Resnawaty, menilai bahwa Harita Nickel telah melakukan berbagai inovasi dalam bidang peningkatan pendapatan riil dan kemandirian ekonomi masyarakat. Menurutnya, upaya tersebut berhasil membantu masyarakat sekitar tambang untuk keluar dari ketergantungan ekonomi dan mulai mandiri.

Namun, Risna menegaskan bahwa keberhasilan program pengembangan masyarakat akan lebih ideal jika didukung dengan dokumen dan perencanaan yang kuat, seperti social mapping, Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM), serta Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) yang terintegrasi.

Ia menyoroti salah satu program unggulan Harita Nickel yang cukup berhasil, yaitu pengembangan UMKM makanan daerah, katering, dan pertanian organik. “Program ini cukup berhasil karena beberapa kelompok telah mendapatkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Namun, sesuai dengan tujuan PPM yaitu kemandirian dan sustainability, perlu direncanakan exit strategi yang tepat, sehingga masyarakat tidak lagi tergantung pada perusahaan,” ujar Risna, Selasa (14/10).

Risna juga mengingatkan bahwa perencanaan pengembangan masyarakat harus benar-benar berdasarkan kebutuhan (needs), bukan sekadar keinginan (wants). Menurutnya, sering kali terdapat benturan kepentingan antara perusahaan, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, yang membuat program menjadi tidak berkelanjutan. “Itulah salah satu tantangan dalam pengembangan masyarakat di daerah pertambangan,” tambahnya.

Kisah Warga Pulau Obi yang Berdaya Lewat Program Harita

Salah satu bukti nyata dampak hilirisasi adalah kisah Tina Nomor, ibu rumah tangga berusia 30 tahun yang tinggal di Desa Kawasi, Kawasan Industri Obi, Maluku Utara. Sebelum ada aktivitas Harita Nickel, Tina hanya mengandalkan hasil kebun dan warung kecil untuk menyambung hidup. Namun, kini kehidupannya berubah berkat program pemberdayaan ekonomi perempuan yang difasilitasi oleh perusahaan.

Tina bersama beberapa ibu rumah tangga lainnya tergabung dalam komunitas usaha Minimarket Hop Mart, sebuah unit usaha yang didirikan dengan pendampingan dari manajemen Harita Nickel. Melalui pelatihan dan bimbingan bisnis yang intensif, mereka mampu mengelola usaha ritel secara profesional.

“Saya sebelumnya hanya berkebun dan menjaga warung saja, namun dengan berdirinya Hop Mart, kami didukung penuh oleh Harita Nickel. Sekarang usaha kami bisa berkembang pesat,” ujar Tina Nomor.

Ia mengungkapkan, pendapatan Hop Mart mencapai Rp2,5 miliar pada tahun 2024, dan tahun ini omzet diharapkan meningkat seiring pendampingan berkelanjutan dari pihak perusahaan. Bagi masyarakat di Pulau Obi, kisah seperti Tina bukan satu-satunya. Banyak pelaku UMKM lain yang kini merasakan dampak positif dari keterlibatan mereka dalam ekosistem industri hilirisasi nikel.

Aktivitas Tambang Picu Pertumbuhan Ekonomi dan Peluang Usaha

Dampak ekonomi dari aktivitas Harita Nickel juga tercermin dalam peningkatan PDRB Halmahera Selatan yang signifikan sejak 2016, setelah dimulainya kegiatan hilirisasi nikel. Menurut Dindin Makinudin, Community Affairs General Manager Harita Nickel, industri pengolahan kini menyumbang sekitar 54,59 persen terhadap total perekonomian daerah.

“Pertumbuhan ekonomi stabil tumbuh. Industri pengolahan sangat dominan mendorong perekonomian lokal, artinya hilirisasi sukses memantik pertumbuhan ekonomi di Halmahera Selatan,” ungkap Dindin.

Ia menjelaskan bahwa dengan jumlah karyawan yang besar di Pulau Obi, kebutuhan logistik pun ikut meningkat. “Misalnya, kebutuhan beras mencapai 20 ribu sak per bulan, ayam potong sekitar 22 ribu kilogram, dan juga pasokan ikan. Artinya, ini membuka peluang usaha yang besar bagi masyarakat lokal,” jelasnya.

Harita Nickel, kata Dindin, tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberdayakan pengusaha lokal agar dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri. Total, perusahaan telah membuka 729 lapangan kerja baru melalui program CSR, dengan nilai perputaran ekonomi lokal mencapai Rp14 miliar per bulan.

Kehadiran industri hilirisasi nikel di Maluku Utara membuktikan bahwa pertambangan bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah, jika dikelola dengan prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Program-program sosial dan ekonomi yang diterapkan Harita Nickel menunjukkan bahwa kemajuan industri dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index