Emas

Harga Emas Tembus Rekor Baru Didorong Ketegangan Global

Harga Emas Tembus Rekor Baru Didorong Ketegangan Global
Harga Emas Tembus Rekor Baru Didorong Ketegangan Global

JAKARTA - Pasar logam mulia kembali mencatatkan rekor baru pada Oktober 2025.

Harga emas menembus level US$4.200 per troy ounce, menegaskan posisinya sebagai aset safe haven pilihan investor di tengah gejolak geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga global. Mengutip Reuters pada Kamis (16/10/2025), harga emas di pasar spot naik 1,3% ke US$4.195,35 per troy ounce, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$4.217,95. 

Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menanjak 0,9% menjadi US$4.201,60. Lonjakan ini menandakan minat investor yang tinggi untuk mengalihkan asetnya ke logam mulia di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Menurut analis pasar City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, ketegangan dagang antara AS dan China yang kembali memanas menjadi salah satu pemicu utama. “Emas tengah melaju kencang dan tampaknya belum akan berhenti. 

Investor beralih ke emas untuk melindungi posisi mereka di pasar saham,” ujar Razaqzada. Lonjakan harga emas sepanjang tahun ini mencapai lebih dari 60%, didorong oleh kombinasi faktor seperti pembelian besar oleh bank sentral, tren dedolarisasi, arus masuk kuat ke reksa dana berbasis emas (ETF), dan ekspektasi penurunan suku bunga.

Sentimen Pemangkasan Suku Bunga dan Nilai Dolar Melemah

Salah satu faktor utama yang mendorong harga emas adalah nada dovish The Federal Reserve. Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan kondisi pasar tenaga kerja AS yang stagnan dan pemutusan kerja yang rendah. Hal ini menekan nilai dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dan memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai. 

Saat ini, pasar memperkirakan peluang 98% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, diikuti pemangkasan lagi pada Desember, yang sudah sepenuhnya dihitung oleh pelaku pasar.

Emas cenderung menguat ketika suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil tetap. Dengan kondisi tersebut, investor lebih memilih emas dibanding instrumen berbunga tetap. Lonjakan harga emas terbaru juga didukung kekhawatiran terhadap inflasi, risiko geopolitik, dan potensi volatilitas di pasar ekuitas.

Gejolak Politik dan Perdagangan Memacu Aset Safe Haven

Selain faktor moneter, ketegangan geopolitik turut mendorong investor berburu emas. Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa Washington mempertimbangkan pemutusan sebagian hubungan dagang dengan China setelah kedua negara saling mengenakan tarif baru pekan ini. Ketegangan ini membuat pelaku pasar cenderung mengalihkan sebagian modal ke logam mulia sebagai perlindungan risiko.

Selain itu, pasar global juga mencermati potensi government shutdown di AS yang telah menghentikan publikasi data resmi. Situasi ini menambah ketidakpastian, sehingga investor mencari aset yang lebih stabil seperti emas, perak, dan platinum. Emas tetap menjadi pilihan utama karena likuiditas tinggi, persepsi aman, dan daya lindung terhadap inflasi.

Harga Logam Mulia Lain Menguat Bersamaan Emas

Tidak hanya emas, logam mulia lain juga mencatatkan kenaikan. Harga perak naik 2,3% menjadi US$52,64 per ounce, melanjutkan tren kenaikan setelah sempat mencapai rekor US$53,60 pada Rabu, 15 Oktober 2025. Lonjakan harga perak menurut Michael Brown, senior strategist di Pepperstone, dipicu oleh pasokan yang ketat di London, ditandai kondisi backwardation ekstrem dan tingkat sewa rekor. Namun, ia memperingatkan bahwa kenaikan tajam ini berpotensi berbalik cepat jika pasokan mulai normal kembali.

Sementara itu, harga platinum naik 0,6% ke US$1.647,55 per ounce, sedangkan palladium turun tipis 0,2% ke US$1.523,66. Kenaikan emas dan logam mulia lain menandai sentimen risk-off global, di mana investor lebih memilih aset yang aman dibanding instrumen berisiko tinggi seperti saham dan obligasi di tengah ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik.

Dengan dinamika pasar saat ini, analis menilai emas berpotensi terus menanjak, bahkan mendekati US$5.000 per troy ounce. Namun, koreksi jangka pendek tetap mungkin terjadi untuk menstimulasi pembelian baru. Investor disarankan mengamati sentimen global, pergerakan suku bunga, dan risiko geopolitik, karena faktor-faktor ini menentukan arah harga emas dan logam mulia lainnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index