Danantara

Danantara Dorong IPO BUMN Berkualitas untuk Perkuat Pasar Modal

Danantara Dorong IPO BUMN Berkualitas untuk Perkuat Pasar Modal
Danantara Dorong IPO BUMN Berkualitas untuk Perkuat Pasar Modal

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia tengah memperkuat langkah strategis untuk mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya agar siap melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham (IPO).

Langkah ini tidak hanya untuk menambah jumlah emiten pelat merah di pasar modal, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi nasional melalui transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.

Fokus Danantara pada Peningkatan Kualitas Emiten

Hingga kini, terdapat 37 entitas BUMN dan anak perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdiri atas 14 perusahaan induk dan 23 anak usaha. Jumlah tersebut belum mengalami perubahan sejak tahun 2024.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menegaskan komitmen lembaganya untuk memperkuat sektor pasar modal Indonesia dari sisi penawaran maupun permintaan.

“Dari sisi supply, kami ingin perusahaan-perusahaan yang ada dalam Danantara siap menjadi emiten yang baik di bursa,” ujar Pandu dalam Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Danantara berperan aktif sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang tak hanya menyalurkan dana investasi, tetapi juga menyiapkan ekosistem bisnis yang sehat bagi BUMN.

BUMN Terakhir yang Melantai di Bursa

Sebagai informasi, BUMN terakhir yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut resmi melantai pada 24 Februari 2023 dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp9,06 triliun.

Kesuksesan PGEO menjadi salah satu contoh konkret bagaimana perusahaan pelat merah dapat bertransformasi menjadi entitas publik yang transparan, efisien, dan kompetitif di pasar global.

Langkah Danantara mendorong IPO BUMN lain diharapkan dapat memperluas partisipasi publik dalam kepemilikan perusahaan negara serta memperdalam basis investor domestik.

Arah Investasi dan Strategi Pendanaan

Lebih lanjut, Danantara Indonesia telah menetapkan rencana investasi senilai US$10 miliar atau setara Rp165,8 triliun. Menurut Pandu Sjahrir, sekitar 80% dana tersebut akan dialokasikan ke proyek domestik, sementara sisanya ditempatkan di luar negeri.
“Untuk tahun ini, sekitar 80% investasi akan dilakukan di dalam negeri, sebagian diinvestasikan di pasar publik, obligasi, dan pasar modal,” jelasnya.

Langkah ini menegaskan bahwa Danantara berupaya menjadi katalis utama dalam memperkuat ekonomi nasional melalui pembiayaan strategis di berbagai sektor produktif. Dengan masuknya dana investasi ke proyek dan pasar publik, diharapkan daya saing BUMN semakin meningkat serta mampu menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

Target Peningkatan Bobot Indonesia di Indeks MSCI

Selain mendorong IPO dan memperluas investasi, Danantara juga menargetkan peningkatan bobot saham Indonesia dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) hingga 5%–8%.

Pandu menjelaskan bahwa posisi Indonesia di indeks tersebut sempat menyusut dari 2,5% menjadi 1%. Karena itu, peningkatan bobot menjadi penting untuk memperkuat citra dan kepercayaan global terhadap pasar modal Tanah Air.

“Kalau tidak salah dulu 2,5%, sekarang tinggal 1%. Masa sih kita tidak bisa 5% atau 8%? Jadi kalau boleh ke depannya, bursa bisa dong US$8 miliar trading volume per hari dan 8% dari bagian MSCI,” ujarnya optimistis.

Dengan langkah strategis ini, Danantara berharap pasar modal Indonesia menjadi lebih likuid dan menarik bagi investor global. Peningkatan bobot di MSCI juga akan memperluas akses perusahaan nasional terhadap sumber pendanaan internasional.

Penguatan Peran Danantara di Ekosistem Pasar Modal

Melalui berbagai langkah strategisnya, Danantara menegaskan komitmen untuk menjadi penggerak utama transformasi ekonomi Indonesia. Tidak hanya menyediakan modal, Danantara juga berperan dalam membina BUMN dan anak usahanya agar memiliki tata kelola korporasi yang sehat, transparan, dan kompetitif.

Dengan mendorong IPO berkualitas dan memperkuat konektivitas investasi antara sektor publik dan swasta, Danantara berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Asia.

Langkah-langkah strategis tersebut sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan dana investasi negara dapat menjadi instrumen efektif untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional, meningkatkan kepercayaan investor, dan memperluas akses masyarakat terhadap kepemilikan perusahaan publik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index