Kemenhub

Kemenhub Perkuat Konektivitas Transportasi Dorong Pemerataan Ekonomi

Kemenhub Perkuat Konektivitas Transportasi Dorong Pemerataan Ekonomi
Kemenhub Perkuat Konektivitas Transportasi Dorong Pemerataan Ekonomi

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan pentingnya penguatan konektivitas transportasi lintas moda sebagai pendorong utama pemerataan ekonomi nasional.

Langkah ini dilakukan di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan fokus pada integrasi moda transportasi dan keselamatan perjalanan yang lebih optimal.

Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menekankan bahwa konektivitas transportasi bukan sekadar memperlancar mobilitas, tetapi juga membuka peluang usaha baru, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. “Konektivitas dan keselamatan pada sektor transportasi memiliki efek ganda yang besar bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, terbukanya peluang usaha, serta berkurangnya kesenjangan antarwilayah,” ujar Dudy.

Strategi Transportasi Tingkatkan Mobilitas dan Pertumbuhan

Dalam upaya memperkuat jaringan transportasi, Kemenhub memprioritaskan tiga sektor utama: darat, laut, dan udara. Di sektor darat, perluasan layanan meliputi angkutan lintas batas negara, subsidi angkutan orang dan barang, serta modernisasi angkutan perkotaan. Layanan perintis kini menjangkau 75% wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, memberikan akses transportasi yang sebelumnya terbatas. Survei triwulan II-2025 mencatat tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan transportasi darat mencapai 96,01%, menunjukkan keberhasilan strategi pemerintah dalam menjangkau masyarakat luas.

Sementara itu, transportasi laut diperkuat melalui pengoperasian 107 trayek kapal perintis yang melayani 38.604 penumpang dan 16.753 ton barang. Ditambah lagi, Kemenhub mengoperasikan 26 kapal PSO dan enam kapal ternak, serta program Tol Laut yang mencatat 523 voyage hingga September 2025, menghubungkan 104 pelabuhan dari barat hingga timur Indonesia. Strategi ini mendorong distribusi barang lebih efisien, mengurangi disparitas harga antarwilayah, dan memperkuat rantai logistik nasional.

Di sektor udara, pengembangan konektivitas dilakukan melalui 266 rute penerbangan perintis penumpang dan 46 rute perintis kargo. Data Sisfoangud Perintis per 11 Agustus 2025 menunjukkan tercatat 23.404 frekuensi penerbangan dengan 183.681 penumpang dan 1,86 juta kilogram kargo hingga Juli. Konektivitas global juga ditingkatkan melalui penetapan 36 bandara umum sebagai bandara internasional, dengan jumlah penumpang internasional mencapai 13,5 juta orang pada Januari–Agustus 2025, naik 9,54% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Layanan Darat, Laut, dan Udara untuk Wilayah Terpencil

Fokus utama Kemenhub adalah menjangkau wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan yang sebelumnya minim akses transportasi. Dengan layanan perintis darat, laut, dan udara, pemerintah memastikan masyarakat di wilayah tersebut dapat menikmati layanan transportasi yang aman, cepat, dan terjangkau. Peningkatan ini juga berdampak pada perekonomian lokal, membuka akses pasar bagi produk lokal, dan mendorong pertumbuhan UMKM di daerah.

Program tol laut menjadi strategi kunci untuk distribusi logistik yang merata. Kapal perintis menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil dengan pelabuhan utama, memudahkan pengiriman bahan pokok, dan mengurangi ketimpangan harga antarwilayah. Penumpang juga mendapatkan kemudahan mobilitas, mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah terpencil.

Inovasi Transportasi Dukung Efisiensi dan Pariwisata

Selain memperkuat konektivitas konvensional, Kemenhub mendorong inovasi transportasi modern. Salah satunya adalah pengembangan pesawat amfibi dan taksi air untuk menjangkau daerah kepulauan. Groundbreaking Water Aerodrome dilakukan di Center Point of Indonesia (CPI) Makassar pada 11 Agustus 2025. Taksi air direncanakan beroperasi di wilayah pantai barat Bali, menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Pantai Uluwatu.

Menteri Perhubungan menekankan bahwa inovasi ini dapat memangkas waktu perjalanan, meningkatkan mobilitas, dan mendukung logistik serta sektor pariwisata. Dengan infrastruktur modern, daerah terpencil dapat lebih mudah diakses, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja baru.

Keselamatan dan Regulasi Mendukung Logistik Nasional

Aspek keselamatan menjadi prioritas lain dalam strategi Kemenhub. Data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri menunjukkan penurunan angka kecelakaan sebesar 13,96% selama Nataru 2024/2025 dan 31,37% pada Lebaran 2025. Untuk logistik, pemerintah mendorong percepatan penerapan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) 2027 untuk menjaga keselamatan dan daya saing transportasi nasional.

Dudy menekankan bahwa percepatan regulasi ODOL penting agar kecelakaan berkurang dan sistem logistik nasional lebih efisien. “Semakin kita mengundur maka kita akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan yang lebih banyak. Lebih cepat lebih baik supaya tidak ada korban-korban lagi yang timbul berkaitan dengan ODOL,” jelasnya.

Melalui penguatan konektivitas lintas moda transportasi, pengembangan inovasi, dan fokus pada keselamatan, Kemenhub mendorong pemerataan ekonomi nasional, mendukung pertumbuhan wilayah terpencil, serta meningkatkan mobilitas dan efisiensi logistik di seluruh Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index